24 October 2008

Tujuan Al-Quran Diturunkan Secara Beransur-Ansur :

  1. Supaya tidak membebankan umat manusia.
  2. Penurunannya berdasarkan peristiwa tertentu, contohnya surah Al-Baqarah ayat 144 diturunkan berdasarkan peristiwa pertukaran kiblat dari Baitul Muqaddis di Palestin ke Masjidil Haram di Makkah.
  3. Untuk memudahkan umat islam memahami dan mengetahui ajaran Allah S.W.T.

Hikmah Turunnya al Qur’an Secara Beransur-ansur:-

1. Untuk menguatkan hati Nabi s.a.w. Firman-Nya:

Orang-orang kafir berkata, kenapa Qur’an tidak turun kepadanya sekali turun saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (Al-Furqaan:32)


Kata Abu Syamah, ayat itu menerangkan bahwa Allah memang sengaja menurunkan Qur’an secara beransur-ansur. Tidak sekali turun langsung berbentuk kitab seperti kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul sebelumnya, tidak. Lantas apa rahasia dan tujuannya? Tujuannya ialah untuk meneguhkan hati Nabi s.a.w. Sebab dengan turunnya wahyu secara bertahap menurut peristiwa, keadaan, dan situasi yang mengiringinya, tentu hal itu lebih sangat kuat dan sangat terkesan di hati penerima wahyu tersebut, yakni Muhammad. Kerana itu saat-saat yang paling baik di bulan Ramadhan, ialah perjumpaan baginda dengan Jibril.


2. Untuk menentang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an karena menurut mereka aneh.


Kalau kitab suci diturunkan secara beransur-ansur. Dengan begitu Allah menentang mereka untuk membuat satu surat saja yang (tak perlu melebihi) sebanding dengannya. Dan ternyata mereka tidak sanggup membuat satu surat saja yang seperti Qur’an, apalagi membuat satu kitab.


3. Supaya mudah dihafal dan difahami.


Memang, dengan turunnya Qur’an secara beransur-ansur, sangatlah mudah bagi manusia untuk menghafal serta memahami maknanya. Lebih-lebih bagi orang-orang yang buta huruf seperti orang-orang arab pada saat itu; Qur’an turun secara beransur-ansur tentu sangat membantu mereka dalam menghafal serta memahami ayat-ayatnya.


4. Supaya orang-orang mukmin bersedia dalam menerima Qur’an dan giat mengamalkannya.


Dengan begitu kaum muslimin waktu itu memang senantiasa menginginkan serta merindukan turunnya ayat-ayat Qur’an. Apalagi pada saat memerlukannya kerana ada peristiwa yang sangat menuntut penyelesaian wahyu; seperti ayat-ayat mengenai khabar bohong yang disebarkan oleh kaum munafik untuk memfitnah bunda Aisyah, dan ayat-ayat tentang li’an.


5. Mengiringi kejadian-kejadian di dalam masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum.


Al-Qur’an turun secara beransur-ansur; yakni dimulai dari maslaah-masalah yang sangat penting kemudian menyusul masalah-masalah yang penting. Nah, karena masalah yang sangat pokok dalam Islam adalah masalah Iman, maka pertama kali yang dipriorotaskan oleh Al-Qur’an ialah tentang keimanan kepada Allah, malaikat, iman kepada kitab-kitbnya, para rasulnya, iman kepdaa hari akhir, kebangkitan dari kubur, dan surga neraka. Hal itu didukung dengan dalil-dalil yang rasional yang tujuan untuk mencabut kepercayaan-kepercayaan jahiliyah yang berpuluh-puluh tahun telah menancap di hati orang-orang musyrik untuk ditanami/diganti dengan benih-benih akidah Islamiyah.

(( oleh : Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu ))

0 comments:

Template by:
Free Blog Templates